WHAT'S NEW?
Loading...
THIS IS INDONESIA
Showing posts with label Mitologi. Show all posts
Showing posts with label Mitologi. Show all posts

Aphrodite
Aphrodite (Venus dalam mitologi Romawi) dikenal sebagai dewi cinta Yunani dan merupakan salah satu dari dua belas dewa dan dewi yang tinggal di Gunung Olympus.
Ada dua versi tentang kisah kelahirannya. versi yang terkenal, dia adalah putri Zeus dan Dione, dewi ibu yang disembah di Oracle Dodona. Namun, versi lain, menyebutkan bahwa dia bangkit dari laut di atas kerang raksasa, setelah Kronus mengebiri Uranus dan melemparkan alat kelaminnya yang terputus ke laut. Aphrodite kemudian berjalan ke pantai Siprus. Dalam versi yang berbeda dari mitos tersebut, dia lahir di dekat pulau Cythera, maka julukannya “Cytherea”.
Namun, menurut Homer, di Iliad, Aphrodite malah menjadi putri ZEUS dan Dione. Seperti banyak dewa Yunani lainnya, ada banyak cerita tentang asal usul para dewa.
Name: Aphrodite, Afrodita, Chytherea, Cypris, Venus (Roma)
Type: Titans
Orang Tua: Uranus
Saudara: Nimfa Pohon, Fury, Gigantes
Pasangan: Hephaestus, Ares, Hermes, Dionysus, Adonis, Anchises
Anak: Eros, Phobos, Deimos, Harmonia, Pothos, Anteros, Himeros, Hermaprhoditos, Rhode, Eryx, Peitho, Tyche, Eunomia, The Grace, Priapus, Aeneas dan beberapa yang tidak terkenal
Symbol: Girdle, Cermin, Angsa, Kerang
Nature: Mount Olympus
Aphrodite adalah kekasih Adonis dan ibu pengganti. Hal ini menyebabkan perseteruan dengan Persephone dimana Zeus memutuskan bahwa ADONIS harus menghabiskan setengah tahun bersama Aphrodite dan setengah tahun dengan Persephone.
Aphrodite menjanjikan Paris cinta dari wanita paling cantik di dunia. Sayangnya, wanita tersebut adalah Helen yang sudah menikah yang kemudian memicu Perang Troya.
Aphrodite yang sangat menarik, menggoda dewa dan manusia dengan kecantikannya yang menghipnotis. Ada yang mengatakan ia anak Zeus. Kisah lain, ia bangkit dari gelombang samudera terbentuk secara sempurna dan luar biasa menarik. Kecantikannya begitu mendebarkan dan membuat iri semua dewi lain di Gunung olympia. Dikisah Paris menentukan ia sebagai yang tercantik diantara semua dewi dan menghadiahkan padanya apel emas. Sebagai balasannya, Aphrodite memberikan Helen, wanita tercantik dibumi. Tapi tindakannya membangkitkan amarah Menelaus, Raja Sparta. Itulah penyebab terjadinya Perang Troya.
silahkan baca juga: muasal perang troy
Aphrodite berpihak pada Troya dan setelah kekalahan mereka, dengan kekuatannya ia melindungi Aeneas, parajurit Troya. Dengan tawanya yang memikat dan kecantikan yang tak tertandingi ia bisa merayu dewa atau manusia manapun yang begitu ia dambakan. Dan dalam cinta segitiga, ia nikahi Hephaestus, dewa Gunung Olympia yang paling bersahaja. Sementara ia terus berselingkuh dengan Ares, dewa yang paling brutal.
Aphrodite sebagai wanita muda yang cantik dengan pakaian elegan (penuh telanjang). Dia memiliki senyum yang menawan dan suka tersenyum. Diceritakan bahwa Aphrodite memiliki badan yang mulus, dada yang kencang dan pantat yang menawan. Menurut Homer, Aphrodite adalah dewi paling lemah dan penakut.
Kisah Cinta Dewi Aphrodite
Banyak dewa percaya bahwa kecantikannya sedemikian rupa sehingga persaingan mereka terhadapnya akan memicu perang para dewa. Karena itu, Zeus menikahi Aphrodite dengan HEPHAESTUS (dia tidak dipandang sebagai ancaman karena keburukan dan kelainan bentuk tubuhnya).
Kisah Cinta Dewi Aphrodite
Meskipun pernikahan ini dengan Hephaestus, Aphrodite memiliki banyak kekasih. Dia berselingkuh dengan saudaranya Ares, dewa perang. Ketika Hephaestus mengetahui perselingkuhannya, dia merancang sebuah rencana dan berhasil mempermalukan istrinya dan kekasihnya ke Olimpus lainnya. Dia juga berperan dalam kisah Eros dan Psyche dimana pengagum Psyche lalai menyembah Venus (Aphrodite) dan malah menyembahnya. Untuk ini, Aphrodite mendaftarkan EROS (Cupid) untuk membalas dendamnya tapi dewa cinta malah jatuh cinta pada gadis itu.
Seperti apakah pasangan sang dewi cinta dan kecantikan, Aphrodite? Seseorang yang memiliki paras rupawan? Bertubuh tinggi tegap? Berkulit bersih? Berambut indah? Sayangnya wanita paling cantik sejagat raya tidak berarti harus berpasangan dengan laki-laki paling tampan sedunia. Dan inilah takdir yang telah digariskan: Aphrodite yang jelita menikah dengan dewa yang tidak tampan maupun berbadan tegap, malah kakinya cacat sejak lahir. Dewa buruk rupa ini adalah Hephaistos, dewa api dan pandai besi, putra Zeus dan Hera, yang bila berjalan dibantu dengan sebilah tongkat.
Hephasitos memang bukanlah pasangan yang tepat bagi sang dewi yang memuja keindahan itu. Karena bagi sang dewi, arti kebahagiaan itu adalah pemujaan terhadap kecantikan dirinya. Sementara bagi Hephaistos, kebahagiaan ada dalam kerja keras di bengkelnya yang kotor dan penuh asap. Aphrodite banyak menghabiskan waktunya dengan bersolek sementara sang suami bekerja menempa logam dalam panasnya api, berpeluh keringat dan kotor.
Aphrodite memang tidak benar-benar mencintai Hephaistos dan sungguh ironis: dewi yang menyebarkan cinta di antara manusia justru tak mampu memberikan cinta kepada pasangannya sendiri . Ia lebih memuja saudara Hephaistos, Ares, dewa perang, yang berbadan tegap dan tampak tampan dengan pakaian perang gemerlapan. Walaupun kecerdasan dewa perang ini berbanding terbalik dengan penampilan gemerlapnya itu, tetapi selalu ada wanita yang memuja orang-orang seperti Ares.
Suatu hari Ares berbisik-bisik kepada Aphrodite, membujuk dewi cinta ini untuk melewatkan malam bersamanya… dan tentu saja Aphrodite tidak menolaknya. Yang lebih kurang ajar lagi, Ares mengajak Aphrodite melakukannya di rumah Hephaistos! Walaupun tidak ada seorangpun yang mengetahui rencana Ares, dari atas langit, Helios melihat semuanya dan mendengar setiap kata yang mereka berdua ucapkan. Helios tidak memaafkan perbuatan khianat seperti itu, apalagi menimpa dewa yang baik hati dan begitu dicintai seperti Hephaistos, maka dari itu ia memberi tahu rencana Ares kepada Hephaistos.
Kabar dari Helios itu merupakan kenyataan paling pahit bagi sang dewa api. Jelas sudah Aphrodite sama sekali tidak mencintai dirinya. Ia begitu murka dan memikirkan rencana untuk menangkap basah istrinya yang berselingkuh dengan Ares. Dengan ketrampilannya, Hephaistos menggantungkan jaring-jaring tak terlihat di langit-langit kamar tidurnya dengan tali yang amat kuat sehingga tidak ada seorangpun sanggup merobeknya. Lalu ia mengucapkan selamat tinggal kepada seluruh penghuni Olympos dengan suara keras, bahwa ia akan pergi selama beberapa hari ke Lemnos.
Mengetahui Hephaistos telah pergi, Ares menarik Aphrodite masuk ke kamar Hephaistos… mereka saling berpelukan dan kemudian berbaring di ranjang Hephaistos. Saat itu pula tiba-tiba jaring buatan Hephaistos yang tidak terlihat jatuh membungkus dan mengikat tubuh keduanya dengan begitu erat sehingga keduanya tidak sanggup menggerakkan badan. Saat itu pula, pintu kamar terbuka dan tampaklah semua dewa beserta Hephaistos. Mereka semua tertawa terbahak-bahak melihat kedua pasangan selingkuh itu tertangkap basah.
Hephaistos membiarkan semua dewa mengejek dan menertawakan kedua dewa-dewi itu sampai mereka puas. Sementara Ares dan Aphrodite hanya bisa menunduk malu tidak berani memandang wajah-wajah para dewa. Ares berulang kali mencoba memberontak untuk melepaskan diri dari jaring itu tetapi justru mukanya makin memerah dan membuat dewa-dewa tertawa serta mencemooh dewa perang itu.
Hephaistos tidak berniat untuk melepaskan kedua pasangan itu kalau saja Poseidon tidak membujuk Hephaistos membebaskan keduanya, dan mereka dengan malu pergi dari Olympos. Aphrodite kembali ke negeri kelahirannya, Kypros, sementara Ares bersembunyi di Thrakia, negeri penuh prajurit haus darah yang gemar berperang.

Medusa
Medusa (bahasa YunaniΜέδουσα (Médousa) yang berarti "penjaga" atau "pelindung") adalah makhluk mitologi Yunani yang berwujud seorang wanita cantik dengan ular sebagai rambutnya. Siapapun yang menatap langsung pada matanya akan berubah menjadi batu. Medusa tewas dibunuh Perseus yang kemudian menggunakan kepalanya sebagai senjata sebelum diberikan kepada Athena untuk ditempatkan pada perisai Aigis.

Mitologi
Tiga Gorgon (Medusa, Stheno dan Euriale) adalah anak dari dewa laut kuno Forkis dan adiknya Keto. Stheno dan Euriale diceritakan sebagai makhluk abadi, sedangkan Medusa tidak. Oleh karena itu, Medusa dapat dibunuh oleh Perseus.
Medusa pada awalnya adalah seorang perawan cantik, dan merupakan pendeta wanita di kuil milik Athena. Namun suatu ketika ia menjalin asmara oleh Poseidon di dalam kuil Athena. Hal ini membuat Athena marah, ia pun mengubah rambut Medusa menjadi ular dan mengutuk Medusa sehingga siapapun yang melihat matanya, akan menjadi batu.

Kematian
Medusa dibunuh oleh Perseus atas perintah Raja Polidektes dari Serifos yang meminta kepala Medusa sebagai hadiah. Dengan bantuan dari Athena, dan Hermes yang memberinya sandal bersayap, Helm Gaib, pedang, dan perisai cermin. Perseus berhasil melaksanakan tugasnya membunuh Medusa dengan cara melihat bayangan Medusa di cermin agar Medusa tidak mengubahnya jadi batu lalu Perseus memenggal kepala Medusa. Kemudian Pegasus dan Khrisaor keluar dari tubuh Medusa.




Athena
Athena atau Athene (AttikaἈθηνᾶAthēnā atau ἈθηναίαAthēnaiaEpikἈθηναίηAthēnaiēIoniaἈθήνηAthēnēDoriaἈθάναAthanabahasa LatinMinerva), juga disebut Pallas Athena atau Pallas Athene (Παλλάς Αθηνά; Παλλάς Άθήνη), merupakan putri dari Dewa Zeus dari Methis. Dalam mitologi Yunani adalah dewi kebijaksanaan, strategi, dan perang. Athena juga dikenal sebagai dewi yang menolong para pahlawan. Athena adalah seorang dewi yang terlahir sebagai perempuan dewasa dan tak pernah digambarkan sebagai anak kecil. Athena tidak memiliki suami atau kekasih sehingga disebut sebagai parthenos ("perawan"), Hefaistos pernah mencoba memperkosanya namun gagal. Kuil Parthenon di kota Athena, Yunani adalah kuilnya yang paling terkenal.[3]
Menurut legenda, Athena adalah putri kesayangan Zeus, dewa terkuat. Ibunya adalah dewi Metis, yang merupakan dewi pemikiran dan kepandaian, dan terkenal sebagai dewi kebijaksanaan. Athena diberkahi kekuatan oleh ayahnya, kepandaian dan kebijaksanaan oleh ibunya.
Dalam legenda lain Pallas dianggap sebagai ayahnya, maka ia sering diberi gelar Pallas Athena (Παλλάς Αθηνά). Selain itu juga ada yang menyebutkan kalau Athena berhasil membunuh Pallas dalam perang Dewa melawan Titan sehingga diberi gelar Pallas Athena.
Athena pernah mengubah Medusa yang asalnya seorang gadis cantik menjadi monster. Di kemudian hari Perseus memenggal kepala Medusa dan memberikannya pada Athena, sang dewi lalu memasang kepala Medusa pada perisainya atau pada Aigis.
Athena dihubungkan oleh bangsa Etruria dengan dewi mereka yang bernama Menrva, dan kemudian diadaptasi oleh orang Romawi sebagai Minerva.[3] Athena ditemani oleh seekor burung hantu kecil dan dewi kemenangan, Nike. Dia juga sering digambarkan memegang tombak.
 Asal Usul
Pemujaan terhadap Athena sebagai pelindung kota Athena tampaknya telah ada sejak masa kuno dan sangat kental sehingga mitos-mitos kuno mengenai dirinya beradaptasi terhadap perubahan budaya. Filsuf Yunani, Plato (429–347 SM), mengidentikannya dengan dewi LibyaNeith, dewi perang dan perburuan dari Mesir sejak periode pradinasti, dan menghubungkannya dengan kegiatan menenun.
Sejarawan Yunani, Herodotos (484–425 SM), juga menyebutkan bahwa penduduk Sais di mesir menyembah seorang dewi bernama Neith;[4] dan mereka mengidentikannya dengan Athena.[5][6] Beberapa orang Yunani juga mengenal tempat kelahiran Athena adalah di sisi sungai Triton di Libya.[7] Ahli masa klasik Martin Bernal membuat "Teori Athena Berkulit Hitam" (Athena yang berasal dari Libya) untuk menjelaskan asal mula ini dengan menyatakan bahwa konsep Neith dibawa ke Yunani dari Mesir melalui "sejumlah besar peradaban dan kebudayaan pada milenium kedua dan ketiga.."[8] Athena sebagai dewi filsafat menjadi bagian pemujaan pada akhir abad kelima dan masa Yunani klasik.[9]

Etimologi
Athena diasosiasikan dengan kota Athena karena di sana adalah tempat dia melindungi persaudaraan perempuan, yaitu para Athenai. Pada masa sebelumnya, di Mikene sang dewi disebut sebagai Mikene, dan Mikene merupakan nama persaudaraan perempuan di sana. Di Thebes dia disebut Thebe, dan nama kota Thebae atau Thebes itu juga berasal dari sana. Dengan demikian, di kota Athena, dia disebut sebagai dewi Athena, dan kota itu disebut Athenae atau Athena.[10] Apakah namanya ada dalam bahasa Etokreta atau tidak hanya bisa diketahui jika Linear A berhasil diuraikan.
Günther Neumann berpendapat bahwa nama Athena kemungkinan berasal dari bahasa Lidia.[11] Di Linear B Knossos, ditemukan tulisan A-TA-NA PO-TI-NI-JA /Athana potniya/.[12][13][14] Meskipun Athana potniya sering diterjemahkan sebagai Nyonya Athena, sebenarnya secara harfiah itu bermakna "potnia dari At(h)ana", yang kemungkinan bermakna perempuan-perempuan dari kota Athena;[15] Dalam Lienar B, hubungan antara dewi Athena dan kota Athena tidak terlalu jelas.[16] Di Linear B juga ditemukan tulisan A-TA-NO-DJU-WA-JA /Athana diwya/, bagian terakhir tersebut dikenal di Yunani kuno sebagai Diwia (DI-U-JA atau DI-WI-JA dalam bahasa Mikene), bermakna dewa.
Dalam salah satu dialognya Kratilosfilsuf Yunani Plato, 428/427 SM – 348/347 SM, memberi pendapat mengenai asal usul nama Athena. Menurutnya, nama Athena berasal dari Atheonóa (Ἀθεονόα), yang berasal dari kata theos ("dewa") dan nous ("pikiran").[17] Etimologi tersebut menunjukkan asal-usulnya sebagai dewi kebijaksanaan yang selalu menggunakan pikiran.


Siren

Dalam mitologi YunaniSiren atau ‘’’Seirenes’’’ (bahasa Yunani: Σειρῆνας) adalah makhluk legendaris, termasuk kaum Naiad (salah satu kaum nimfa yang hidup di air) yang hidup di lautan. Mereka tinggal di sebuah pulau yang bernama Sirenum Scopuli, atau menurut beberapa tradisi berbeda mereka tinggal di tanjung Pelorum, pulau Anthemusa, pulau Sirenusian dekat Paistum, atau di Capreae, yang mana semuanya adalah tempat-tempat yang dikelilingi oleh batu karang dan tebing. Mereka menyanyikan lagu-lagu memikat hati yang membuat para pelayar yang mendengarnya menjadi terbuai sehingga kapal mereka menabrak karang dan tenggelam.
Mereka adalah para putri Akhelous (dengan TerpsikhoreMelpomene, atau Sterope) atau Porkhis. Menurut sumber, seperti Hmeros, jumlah mereka berkisar antara dua atau lima. Beberapa sumber dikumpulkan sehingga jumlah mereka ada sembilan. Nama-nama individual mereka adalah:
  • Aglaofonos atau Aglaope
  • Leukosia
  • Ligeia
  • Molpe
  • Parthenope
  • Pisinoe atau Peisinoë
  • Raidne
  • Teles
  • Thelksiepiea atau Thelksiope atau Thelksinoe
Menurut beberapa versi, mereka adalah teman bermain Persefone semasa kecil.

Kemunculan
Di Yunani pada mulanya Siren dilukiskan sebagai burung berkepala besar dengan kaki bersisik, kadang-kadang sebagai bayangan hantu seekor singa. Kemudian, mereka dilukiskan sebagai sosok wanita berkaki burung, dengan atau tanpa sayap, memainkan alat musik, khususnya Harpa. “Suda”, Ensiklopedia abad ke-10, menerangkan bahwa wujud Siren dari dada ke atas menyerupai Burung Gereja, sedangkan badan bagian bawah adalah wanita, atau kadang-kadang, mereka dilukiskan sebagai burung kecil berwajah wanita. Wujud burung dipilih karena kelebihan mereka, yakni suaranya merdu. Kemudian, pada masa-masa berikutnya Siren dilukiskan sebagai wanita cantik, atau bahkan sebagai puteri duyung. Dalam beberapa bahasa (seperti SpanyolPerancisItaliaPolandia, atau Portugis) kata yang digunakan untuk merujuk pada puteri duyung adalah “Siren”, “Sirena”, “Syrena”, atau “Sereia” yang membingungkan penerjemahan antara “putri duyung” atau “Siren” (mitologi). Dalam bahasa Inggris, “Siren” tidak selamanya berarti “putri duyung”.

Pertemuan 
Kisah pertemuan dengan para Siren diceritakan dalam kisah Odisseia. Suatu ketika, saat Odisseus harus melewati pantai berkarang yang dihuni oleh para Siren, ia menyuruh semua awak kapalnya untuk menyumbat telinga mereka dengan lilin agar tidak mendengar suara para Siren yang menghanyutkan hati. Ia sendiri ingin agar dirinya diikat pada tiang dengan tidak menyumbat telinga karena penasaran seperti apa nyanyian para Siren tersebut. Ketika ia mendengar suara merdu para Siren, ia memberontak dan menyuruh awak kapalnya agar melepaskan tali yang mengikat dirinya di tiang kapal. Para awak kapalnya menolak. Ketika kapal mereka sudah jauh dari Siren, Odisseus berhenti memberontak dan menjadi tenang, setelah itu dibebaskan.[1]
Kisah pertemuan dengan para Siren juga diceritakan dalam petualangan IasonArgonautikaKheiron memperingatkan Iason bahwa Orfeus kelak akan sangat berguna dalam perjalanannya. Ketika Iason dan kapalnya melewati pantai berkarang yang menjadi habitat para Siren, Orfeus mendengar suara mereka yang merdu. Lalu ia memainkan harpa dengan nyanyian yang lebih merdu daripada nyanyian para Siren. Karena merasa kalah, para Siren menceburkan diri ke laut.